Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2020

Seni Hidup Minimalis

Minimalis tidak hanya mengurangi jumlah barang atau materi yang kita miliki, tapi minimalis juga terlingkup pada minds, body, times , dan spirit. Di tulisan ini hanya akan membahas minimalis terkait mindset . Pikiran juga perlu minimalis, karena rata-rata ketika orang sudah dewasa hal-hal yang dipikirkan begitu banyak. Ujung-ujungnya jadi stres. Multitasking biasa didefinisikan sebagai kemampuan melakukan beberapa pekerjaan dalam waktu bersamaan. Tapi kadang-kadang hasilnya kurang maksimal. Menurut Desi Anwar, sebisa mungkin jika melakukan suatu pekerjaan lebih baik langsung beres. Jika pekerjaan beres, maka beban yang kita pikirkan mulai berkurang satu per satu. Ketika beban mulai berkurang, kita bisa fokus melanjutkan pekerjaan yang lain dan hasilnya bisa lebih maksimal. Desi anwar terbiasa melakukan prioritas terkait pekerjaan yang harus selesai per harinya. Tidak perlu mengerjakan banyak hal, yang penting hasilnya terlihat. Minimalis memiliki makna kita punya kontrol untuk me

Bisa karena terbiasa

Awal mula mau ikutan kelas menulis adalah untuk mengisi waktu agar lebih produktif dan ingin mengasah ketrampilan menulis.  Namanya juga tantangan,  jadi mau ada ide ataupun tidak tetap harus menulis bagaimanapun kondisinya.  Selama 30 hari,  tantangan yang paling mengena sampai sekarang adalah saat sedang hectic jadi tim konsumsi panitia kemah akbar.  Malam-malam aku berusaha merangkai kata demi kata sambil menggoreng tempe untuk keperluan lauk, saat tenaga sudah banyak yang terkuras, badan sudah tidak stabil tetap kupaksakan buat "menulis". Apapun yang penting do it dan komit, dan akhirnya terpublish juga itu tulisan. Selama 30 hari ini mencoba melatih diri merangkai kata demi kata, dan ternyata tidaklah mudah. Tapi lebih tidak mudah lagi apabila hanya terbersit di pikiran saja tanpa eksekusi nyata.  Dibalik semua ini kunci utama menulis selama 30 hari adalah komitmen, langsung eksekusi, dan sabar.  Momen selama 30dwc kemarin adalah momen yang tepat bagiku karena bertepa

Merajut asa menggapai cita

Selepas SMA,  tepatnya di bulan agustus 2012 aku akhirnya memutuskan mengambil jurusan pendidikan kimia. Pengambilan keputusan ini pun tidaklah mudah. Beberapa pertimbangan telah dirundingkan bersama keluarga. Sebetulnya dulu aku tidak pernah bercita-cita menjadi seorang guru, karna sebetulnya aku juga ingin mencicipi dunia diluar jalur kependidikan. Saat itu kebetulan aku diterima di teknik geodesi Undip yang bersamaan dengan pengumuman diterimanya pendidikan kimia Unnes. Galau sekali pada saat itu, dunia serasa berputar lebih lambat.  Tapi setelah dilalui dengan istikaroh dan masukan dari keluarga, akhirnya kupuskan memilih pendidikan kimia. Semester 1-2 waktu perkuliahan kadang masih sering galau, masih suka bertanya pada diri sendiri apakah benar ini jalan yang sudah tepat kupilih. Tapi setelah kulalui perkuliahan demi perkuliahan akhirnya bisa selesai juga sampai semester 8. Dari sini aku belajar bahwa "semua yang terjadi, itulah yang terbaik". Bila hendak membuat sua

Menangis itu wajar

Pernah nggak, kita menangis secara sembunyi-sembunyi,  sehingga tidak ada seorang pun yang mengetahui? Pernah kah kita memasang senyum lebar biar terlihat tegar padahal hatinya rapuh? Pernah nggak kita membuat kesalahan fatal,  kemudian kita merasa bersalah sehingga kita mengekspresikan dalam bentuk tangisan? Pernah kah kita menangis di sepertiga malam? Kalau pernah,  kapan terakhir kita menangis seperti hal-hal diatas? Tentu sebagian besar kita pernah menangis. Menangis bukanlah pertanda bahwa kita ini lemah dan cengeng.  Menerima perasaan secara utuh dan sadar, membuat hati kita lebih ringan menerima kenyataan. Air mata yang tumpah merupakan bentuk luapan emosi. Emosi tersebut yang menjadi penanda bahwa kita adalah manusia yang utuh yang kadang bisa bahagia,  sedih,  takut,  tertekan dll. Sangat mustahil apabila selama kita hidup sama sekali tidak pernah menangis. Beberapa manfaat dari keluarnya air mata emosional (menangis)  adalah: 1. Dapat mengurangi stress. Orang yang m

Belajar dari sebuah karya

Selepas menonton film nkcthi,  aku semakin sadar bagaimana rasanya berada di posisi anak pertama dan anak tengah dalam keluarga. Rasa yang sebelumnya jarang terlintas dibenakku, bahkan di luar ekspektasiku.  Anak pertama yang mungkin selalu mendapat tugas lebih banyak, merasa terkucilkan, dan menanggung beban untuk menjadi panutan.  Dilain sisi anak kedua senantiasa merasa diabaikan. Ia sebenarnya memiliki peran besar dalam keluarga.  Anak kedua bisa menyambungkan kedekatan antara si sulung dengan si bungsu.  Sementara sebagai si bungsu kadang merasa susah untuk memilih dan merasa banyak aturan. Mungkin sesuatu yang menjadi pilihannya sekarang kurang lebih hasil dari pertimbangan keluarga. Mau melangkah,  takut salah arah.  Padahal sebetulnya hanya butuh dorongan dan kepercayaan agar setiap langkah yang dipilih bisa membawanya pada ketentraman lahir dan batin. Berikan ruang jeda untuk bisa berkontemplasi,  menyadari perasaan yang senantiasa bergulir di sepanjang harinya adalah bagia

Membangun diri

"Barangsiapa yang mengenal dirinya,  maka ia telah mengenal tuhannya" Mengapa mengenal diri itu penting sebelum melangkah pada membangun diri?  Jika kita telah mengenal diri kita tentu kita tidak akan berlebihan atau memandang rendah dalam menilai diri. Orang yang percaya diri tentu akan faham kelebihan dan kekurangannya.  Jika kita mampu mengenal potensi kita, tujuan kita,  kelebihan beserta kekurangannya maka dengan begitu kita akan mudah memahami mengapa Allah menciptakan kita di dunia. Apa yang akan terjadi jika kita tidak mengenal diri kita?  "hancurlah diri seseorang ketika dia gagal memahami dirinya" artinya konsekuensi yang paling mengerikan dari tidak mengenal diri adalah "kehancuran jiwa". Konsep diri adalah pandangan dan sikap individu terhadap diri sendiri.  Pandangan diri merupakan inti dari kepribadian individu.  Pandangan diri meliputi kelebihan dan kelemahan diri. Bagaimana cara agar kita mampu mengenal diri kita? 1. Pahami bahwa set

Semua punya medan gravitasinya

Apa tujuan hidup kita sebenarnya? Bagaimana kabar pencapaian kita saat ini? Setiap orang di dunia ini pasti memiliki perbedaan tentang hal-hal yang ingin dipelajari, perbedaan tentang hal-hal yang ingin dicapai dan ingin digali lebih mendalam.  Dalam hal ini setiap individu memiliki starting poinnya masing-masing untuk memulai perjalanannya. Dalam pencapain karir misalnya,  mungkin kalimat rumput tetangga lebih hijau itu ada benarnya jika kita membandingkan pencapaian kita dengan orang lain.  Dan hal ini tidak pernah selesai, karena kita menempatkan posisi kita ditempat yang salah.  Jika memang tujuan kita adalah untuk bekerja, mengapa kita risau melihat teman kita yang mendapat beasiswa ke luar negri atau bekerja di BUMN. Jika memang tujuan kita ingin bebas finansial,  mengapa juga risau melihat teman kita yang mempersiapkan diri untuk pernikahan. Jika tujuan kita menjadi pengahafal alquran mengapa perlu risau melihat oranglain sukses jadi pebisnis.  Jika tujuan kita adalah ke ban

HASIL PISA ESTONIA DAN INDONESIA

  PISA (Programme for International Student Assessment) adalah program penilain pelajar tingkat dunia yang diselenggarakan setiap 3 tahun sekali untuk menguji performa akademis anak-anak yang berusia 15 tahun. Subjek yang diukur dalam PISA adalah kemampuan membaca, matematika, dan sains siswa. Indonesia adalah negara dengan wilayah yang cukup besar dan terdiri dari 270 juta jiwa. Ada Salah satu negara kecil di kawasan Baltik (Eropa Utara) dengan jumlah penduduk hanya sekitar 1,34 juta jiwa, negara tersebut adalah Estonia. Hasil PISA negara Estonia selalu menunjukkan peningkatan kecuali pada bidang sains yang kadang skornya berkurang sedikit. Namun secara posisi, Estonia berada pada peringkat nomor lima dari atas menurut hasil PISA. Sedangkan Indonesia berada pada peringkat nomor enam dari bawah, dan hasil PISA Indonesia terlampau jauh dibawah skor rerata PISA. (Gambar 1. Hasil PISA 2018 dari paling atas) (Gambar 2. Hasil PISA 2018 dari paling bawah) Menurut hasil disk

Pendidikan anak dalam konsep islam

Pada era revolusi industri, para pegiatan psikologi pendidikan sedang berfokus pada pendidikan remaja. Apa yang terlintas dibenak anda ketika mendengar kata “remaja”? Biasanya mereka identik dengan geng motor, generasi galau, bucin, suka tawuran dll. Para remaja cenderung membuat geng karena mereka belum tau betul tentang identitas diri mereka. Belum paham konsep who am I, sehingga menggunakan konsep “we are”. Mereka bingung dengan identitas mereka, sehingga mereka butuh pelarian untuk menunjukkan siapa diri mereka. Teori barat mengatakan konsep remaja muncul pada akhir abad ke-19 atau awal abad ke-20 setelah terjadinya revolusi industri. Terjadi 2 peristiwa sekaligus sejak revolusi industri, pertama aqil yang cenderung melambat, kedua baligh yang sangat cepat. Dalam islam tidak ditemukan istilah remaja, karena penentu sudah dewasa atau tidaknya terletak pada aqil yang bersamaan dengan baligh. Aqil adalah dewasa secara mental seperti kemampuan mengambil tanggungjawab, kemampua

Harapan di tahun baru

Malam pergantian tahun baru 2020-ku tak seperti orang-orang pada umumnya yang berkumpul di satu titik dan melihat kembang api. Malam tahun baruku seperti malam-malam biasanya, tidur lebih awal agar bisa bangun lebih pagi. Beberapa resolusi di tahun 2020 ini sudah aku tentukan namun belum sempat kutuliskan. Mulai dari langkah kecil, 1 Janurai 2020 berniat untuk merutinkan mengisi jurnal kebersyukuran, kebetulan aku mendapatkan kado jurnal bersyukur dari seorang teman. Tujuan menuliskan jurnal kebersyukuran adalah berusaha merubah kufur jadi syukur. Kadang keluhan-keluhan yang mungkin tak sengaja keluar dari mulut bisa menjadikan diri ini menjadi kufur. Tak ingin berlanjut pada hal yang sia-sia, akhirnya diri ini mengikhtiarkan untuk berusaha menjadi orang yang selalu bersyukur.  Bersyukur itu dapat membantu diri untuk mengapresiasi tiap lika-liku kehidupan. Tahun 2019 merupakan tahun pembelajaran bagiku, belajar mengenal diri, belajar memaafkan, belajar mengikhlaskan, belajar bersik