Langsung ke konten utama

Menangis itu wajar

Pernah nggak, kita menangis secara sembunyi-sembunyi,  sehingga tidak ada seorang pun yang mengetahui?
Pernah kah kita memasang senyum lebar biar terlihat tegar padahal hatinya rapuh?
Pernah nggak kita membuat kesalahan fatal,  kemudian kita merasa bersalah sehingga kita mengekspresikan dalam bentuk tangisan?
Pernah kah kita menangis di sepertiga malam?
Kalau pernah,  kapan terakhir kita menangis seperti hal-hal diatas?
Tentu sebagian besar kita pernah menangis. Menangis bukanlah pertanda bahwa kita ini lemah dan cengeng.  Menerima perasaan secara utuh dan sadar, membuat hati kita lebih ringan menerima kenyataan. Air mata yang tumpah merupakan bentuk luapan emosi. Emosi tersebut yang menjadi penanda bahwa kita adalah manusia yang utuh yang kadang bisa bahagia,  sedih,  takut,  tertekan dll. Sangat mustahil apabila selama kita hidup sama sekali tidak pernah menangis.
Beberapa manfaat dari keluarnya air mata emosional (menangis)  adalah:
1. Dapat mengurangi stress.
Orang yang menangis maka tubuh secara otomatis akan merangsang produksi hormon endorfin yang berperan dalam mengurangi rasa sakit,  stress, dan memberikan perasaan lega.
2. Meningkatkan mood, perubahan suasana hati bisa terjadi karena beberapa hal.  Salah satunya adalah karena terkumpulnya kadar "mangan" di dalam tubuh,  sehingga mangan yang berlebih pada tubuh ini akan dikeluarkan melalui air mata. Hasilnya pun dapat membuat mood seseorang menjadi baik kembali.
3. Melegakan perasaan, banyak orang yang merasa setelah meneteskan air mata perasaannya menjadi lebih lega.  Terutama bagi mereka yang sedang frustasi atau sedang berkabung.
Menangis menjadi tanda ketika manusia lahir dan menyapa dunia. Disisi lain, dengan menangis menjadi tanda bahwa orang-orang disekitar merasa kehilangan saat kita telah tiada. Jadi sebenarnya it's oke apabila kita pernah berlinangan air mata.  Karena dibalik menetesnya air mata, ada makna yang terkandung daripadanya.
#30dwcjilid21
#Day28
#squad4
@pejuang30dwc

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Semua Punya Medan Juangnya Masing-masing

  Pada tanggal 3 Mei 2021 santri angkatan pertama MA Miftahunnajah telah memegang SK Kelulusan, pertanda semester depan mereka sudah berada di medan juang yang berbeda. Mendapat kesempatan mengajar mereka selama kurang lebih 2 tahun lamanya, memberi pengalaman tersendiri tentunya. Vibrasi positif dari mereka amat terasa. Satu hal yang membuat terkesan ketika sama-sama belajar dengan mereka. Resiliensi, kemampuan untuk tetap teguh meski dalam situasi yang sulit. Saya melihat meski beberapa diantara mereka ada yang kesulitan (utamanya dalam pelajaran eksak), tapi saya bisa mengamati dari guratan wajah, sikap dan usaha mereka ketika memperhatikan, mencatat, dan belajar hingga larut malam. Membangun reliensi memang tidaklah mudah, semoga sikap ini masih tertanam dimanapun medan juangnya. Dan dari mereka saya juga belajar makna resiliensi yang sesungguhnya. Terimakasih anak-anak J

"QUARTER LIFE CRISIS (QLC)"

Hallo sobat budiman, gimana progresnya hai ini? sudah sampai mana, atau masih bimbang dalam memutuskan pilihan? Disini saya akan mengulas hasil kajian yang diseminarkan oleh mba Dewi Nur Aisyah dan cuplikan IGS dari bang choqi isyroqi tentang quarter life crisis. Ngomong-ngomong tentang QLC, Apa sih QLC itu? “ Quarter ” dalam bahasa inggris artinya seperempat,   kalau umur manusia diibaratkan 100 th maka, QLC terjadi sekitar umur 25. Ada penelitian lain yang juga mengatakan bahwa QLC itu terjadi pada rentang usia 20-30an tahun. Quarter life crisis adalah keresahan yang terjadi di rentang usia tersebut, biasanya orang akan meninjau kembali tentang masa lalunya, apa yang telah ia lakukan, apa yang sudah ia dapatkan, dan bagaimana kehidupan di masa mendatang (karir, jodoh, dll). Quarter Life Crisis ini menandakan kita berada di masa puncaknya kedewasaan. Termasuk saya sendiri yang sekarang di usia 23 tahun masih menimbang-nimbang hal apa yang harusnya saya laku...

Insecure

Insecure adalah lawan kata dari “ secure ”/ rasa aman. Insecure adalah kondisi dimana kita tidak merasa aman, sehingga membuat perasaan seseorang menjadi gelisah, takut, malu, hingga tidak percaya diri. Apakah hal tersebut pernah kamu alami? Aku yakin kamu pernah mengalaminya, termasuk diriku. Sering bahkan, tapi kalau dibiarin terus bisa sangat menghambat aktivitas. Insecure yang lebih sering terjadi di masa kini adalah seringnya kita membandingkan diri dengan orang lain. Paparan media social yang tidak bisa kita kontrol dengan baik, terkadang bisa menjadi boomerang tersendiri bagi kita. Perasaan sering tertinggal, tidak memiliki peran, sedangkan yang lain sudah bisa berkarya dan berkontribusi untuk sekitar. Kalau kata Dian Sastro ketika kita membandingkan diri dengan orang lain adalah sesatu yang sangat tidak adil. Karena masing-masing individu pasti berbeda. Jadi jika kamu ingin bahagia dan comfortable dengan diri, maka jangan pernah membandingkan diri. PoV lain terkait com...