Langsung ke konten utama

Pendidikan anak dalam konsep islam


Pada era revolusi industri, para pegiatan psikologi pendidikan sedang berfokus pada pendidikan remaja. Apa yang terlintas dibenak anda ketika mendengar kata “remaja”?
Biasanya mereka identik dengan geng motor, generasi galau, bucin, suka tawuran dll. Para remaja cenderung membuat geng karena mereka belum tau betul tentang identitas diri mereka. Belum paham konsep who am I, sehingga menggunakan konsep “we are”. Mereka bingung dengan identitas mereka, sehingga mereka butuh pelarian untuk menunjukkan siapa diri mereka. Teori barat mengatakan konsep remaja muncul pada akhir abad ke-19 atau awal abad ke-20 setelah terjadinya revolusi industri. Terjadi 2 peristiwa sekaligus sejak revolusi industri, pertama aqil yang cenderung melambat, kedua baligh yang sangat cepat. Dalam islam tidak ditemukan istilah remaja, karena penentu sudah dewasa atau tidaknya terletak pada aqil yang bersamaan dengan baligh.
Aqil adalah dewasa secara mental seperti kemampuan mengambil tanggungjawab, kemampuan memecahkan masalah, kemampuan mengambil keputusan, kemampuan bernegosiasi, dll. Ukuran dewasa secara mental adalah siap menanggung beban hidup di dunia dan di akhirat. Baligh berarti dewasa secara fisik dan biologis, untuk perempuan ditandai dengan datang bulan, pipi yang merah merona, kulit yang ditumbuhi kolagen, perasaan jatuh cinta dan laki-laki ditandai dengan mimpi basah. Ukuran dewasa secara fisik dan biologis ditandai dengan sudah siap untuk menikah.
Kualitas remaja sangat berbeda dengan kualitas pemuda. Pemuda pada zaman dulu dianggap sudah memiliki jiwa kepemimpinan yang kuta dan mampu untuk bertanggung jawab. Bisa kita tarik mundur pelajaran sejarah:
Buya hamka di umur 16 th sudah mengembara ilmu ke mekah dengan biaya sendiri
KH.Agus salim usia 17 th sudah melakukan diplomasi
Semaun usia 16 th sdh menjadi ketua umum PKI
Muhammad alfatih usia 23 th sudah menaklukan konstatinopel
Dari beberapa pemuda diatas menunjukkan bahwa mereka benar-benar sudah aqil yang bersamaan dengan baligh. Maka tidak heran jika Ir Soekarno pernah mengatakan “berikanlah aku 10 pemuda maka akan kuguncang dunia”. Kalau dilihat, dari lagu indonesia raya berbunyi “bangunlah jiwanya bagunlah badannya” menandakan sebaiknya pemuda sudah dewasa secara mental baru dewasa secara fisik.
Penelitian di Indonesia menunjukkan ditemukan anak usia 9 tahun sudah banyak yang datang bulan, sedangkan untuk aqilnya rata-rata baru berusia 27 tahun. Gap antara aqil dan baligh sangatlah besar. Dalam dunia pendidikan, sekolah berfungsi sebagai lembaga pengajaran yang butuh kerjasama dari pihak orangtua. Hadirnya kedua orangtua memiliki peran yang sangat besar dalam penanaman karakter dan mental anak, sedangkan peran pihak sekolah mengembangkan pengetahuan dan keterampilan. Apabila hal tersebut dilakukan secara berkesinambungan, maka gap antara aqil dan baligh bisa terkurangi.
Besar peran orangtua dan sekolah:
SD: 70% orangtua + 30% sekolah
SMP: 50% orangtua + 50% sekolah
SMA: 30% orangtua + 70% sekolah
Adalah aneh jika kita bersemangat mendidik anak-anak kita dengan sejumlah taklif syar’I (pemberian materi sholat, puasa, zakat, haji, dll) sudah tuntas, namun kita tidak didik mereka menjadi generasi yang mukallaf yakni yang siap menanggung beban dunia dan akhirat. Semoga bermanfaat.
#30dwcjilid21
#Day23
@pejuang30dwc

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Semua Punya Medan Juangnya Masing-masing

  Pada tanggal 3 Mei 2021 santri angkatan pertama MA Miftahunnajah telah memegang SK Kelulusan, pertanda semester depan mereka sudah berada di medan juang yang berbeda. Mendapat kesempatan mengajar mereka selama kurang lebih 2 tahun lamanya, memberi pengalaman tersendiri tentunya. Vibrasi positif dari mereka amat terasa. Satu hal yang membuat terkesan ketika sama-sama belajar dengan mereka. Resiliensi, kemampuan untuk tetap teguh meski dalam situasi yang sulit. Saya melihat meski beberapa diantara mereka ada yang kesulitan (utamanya dalam pelajaran eksak), tapi saya bisa mengamati dari guratan wajah, sikap dan usaha mereka ketika memperhatikan, mencatat, dan belajar hingga larut malam. Membangun reliensi memang tidaklah mudah, semoga sikap ini masih tertanam dimanapun medan juangnya. Dan dari mereka saya juga belajar makna resiliensi yang sesungguhnya. Terimakasih anak-anak J

"QUARTER LIFE CRISIS (QLC)"

Hallo sobat budiman, gimana progresnya hai ini? sudah sampai mana, atau masih bimbang dalam memutuskan pilihan? Disini saya akan mengulas hasil kajian yang diseminarkan oleh mba Dewi Nur Aisyah dan cuplikan IGS dari bang choqi isyroqi tentang quarter life crisis. Ngomong-ngomong tentang QLC, Apa sih QLC itu? “ Quarter ” dalam bahasa inggris artinya seperempat,   kalau umur manusia diibaratkan 100 th maka, QLC terjadi sekitar umur 25. Ada penelitian lain yang juga mengatakan bahwa QLC itu terjadi pada rentang usia 20-30an tahun. Quarter life crisis adalah keresahan yang terjadi di rentang usia tersebut, biasanya orang akan meninjau kembali tentang masa lalunya, apa yang telah ia lakukan, apa yang sudah ia dapatkan, dan bagaimana kehidupan di masa mendatang (karir, jodoh, dll). Quarter Life Crisis ini menandakan kita berada di masa puncaknya kedewasaan. Termasuk saya sendiri yang sekarang di usia 23 tahun masih menimbang-nimbang hal apa yang harusnya saya laku...

Mdr_Sleman_KS

Kategori 4: Kreatifitas Kegiatan dan Karya Siswa Mata Pelajaran Kimia Pada era revolusi industri 4.0 literasi merupakan hal yang utama dalam memahami suatu peristiwa/berita. Kemajuan teknologi yang tidak diimbangi oleh kecerdasan dalam mengelola teknologi informasi, maka akan memberikan dampak buruk bagi peradaban manusia seperti mudah menerima hoaks dan menyebarkannya. Literasi digital mendorong untuk memahami informasi secara holistik. Disisi lain literasi digital mencakup tanggung jawab dari setiap penyebaran informasi yang dilakukan karena menyangkut dampaknya terhadap masyarakat. Infografis berasal dari kata Infographics dalam Bahasa Inggris yang merupakan singkatan dari Information+Graphics adalah bentuk visualisasi data yang menyampaikan informasi kompleks kepada pembaca agar dapat dipahami dengan "lebih mudah dan cepat". Pada pembelajaran kali ini siswa diberikan penugasan untuk membuat infografis dengan tujuan agar melatih para santri untuk membuat suatu inf...