Langsung ke konten utama

Coaching bersama Rene Suhardono


Disini saya akan berbagi hasil sharing session bersama bang Rene di acaranya limitless campus dan hero management tentang bagaimana cara mengambil keputusan.
Dalam hidup ada beberapa pilihan yang diberikan kepada kita yang tidak bisa untuk kita tolak, seperti orangtua, jenis kelamin, dll. Ada pula pilihan yang sengaja diberikan agar kita bisa memilih, seperti jurusan, pekerjaan, jodoh, dll
Kata bang rene berdasar hasil riset:
-          terdapat 87% orang yang kuliah merasa salah mengambil jurusan, atau merasa harus menyalahkan oranglain atas segala keputusan hidupnya
-          terdapat 91% orang yang sedang bekerja merasa salah perusahaan dan merasa salah memilih lingkungan pekerjaan
Orang sering bilang, “gue sepertinya salah milih deh” atau pas milih tiba-tiba datang pikiran “kira-kira pilihan gue bener nggak ya?”
Sebetulnya dalam hal ini kita tidak 100% salah pilih, tapi kadang kita tidak paham bagaimana caranya memilih. Di sisi lain, lingkungan sekolah maupun di rumah sangat jarang memberikan pemahaman kepada anak tentang mekanika memilih. Sehingga pada saat ada pilihan, biasanya akan panic attack
Orang tersesat itu bukan hanya karena tidak tau mau kemana, tapi tidak tau posisi keberadaanya. Jadi modal utamanya adalah membuat kompas, agar tau posisi sekarang dimana dan tau tujuan hidup ke arah mana.
Kualitas keputusan kita, itu tergantung dari pemahaman kita tentang “The Fundamental of Decision Making” yang meliputi life, time, knowing, truth, problem, principle, priority, decision.
Pada tulisan ini, saya akan membahas dua hal saja.
Pertama adala “Problem”. Manusia itu hidupnya didesain untuk memecahkan satu problem ke problem lain, cara mensiasati/mengatasi problem itulah yang menjadikan mereka lolos ujian. Beberapa orang memandang masalah bagaikan suatu musibah atau bahkan merasa ini sebagai bentuk hukuman.
Musibah berasal dari kata dasar “ashaba”, adalah anak panah yang dikirim ke kita agar kita bisa berefleksi dalam memandang kehidupn ini. Jadi ketika kita disodorkan suatu problem, maka seharusnya kita bersyukur karena Allah hadirkan ujian agar kita bisa naik level.
3 pola pertolongan Allah dalam suatu ujian:
a.    Pengetahuan kita itu terbatas banget, sehingga kita perlu menghadirkan Allah dalam setiap keputusan dan setiap lini kehidupan agar hati kita menjadi lebih tenang.
b.    Ibrah: pelajaran di dunia. Masalah itu dihadirkan agar kita bisa mengambil hikmah/ berefleksi dari padanya sehingga kita lebih taff untuk menjalani kehidupan berikutnya
c.    Masalah itu didesain agar kita bisa memecahkannya sekaligus sebagai jembatan untuk menyiapkan bekal di kehidupan yang permanen kelak (akhirat)

Yang kedua adalah “keputusan”. Pastikan keputusan yang kita ambil itu benar. tapi yang benar itu belum tentu enak, mudah, dan populer. Maka manfaatkan waktu semaksimal mungkin untuk membuat keputusan. Disini bang Rene suhardono memberikan cara bijak dalam memetakan waktu untuk mengambil sebuah keputusan
Permisalan, kita dihadapkan suatu pilihan pada minggu pertama dan harus menghasilkan keputusan pada minggu ke tiga. Maka kita gunakan durasi dari minggu pertama sampai h-1 atau h-2 dari sebelum hari keputusan untuk berfikir. Meskipun selama durasi tersebut kita banyak pertimbangan, banyak keraguan itu tidak masalah, karena itu tandanya kita masih diberikan akal dan kesempatan untuk berfikir. Jika memang terasa berat dalam proses pengambilan keputusan, maka diskusikan pilihan-pilihan tersebut ke orang-orang yang kita berikan kepercayaan, atau ke orang yang sudah berpengalaman terkait keputusan yang kita ambil.
“cari orang-orang yang look up to you, dan people you look up to, pegang erat-erat, dan jaga hubungannya baik-baik. Ini hubungan yang akan mendefinisikan kehidupan kita kedepan”, ulas bang rene.  
Jangan lupa juga melibatkan Allah dalam setiap pengambilan keputusan (istikaroh). Keputusan yang baik adalah keputusan yang “mendatangkan keberkahan” (bisa lebih mendekatkan ke sang pencipta) dan “membawa kebermanfaatan lebih”. Kalau sudah H-1 dari hari keputusan, berusahalah semaksimal mungkin sudah keep 1 pilihan yang tepat yang sesuai kebutuhan kita. Setelah kita memutuskan, maka lupakan konsep keputusan yang sempurna. Yang pasti kita sudah maksimal karena diberikan kesempatan untuk memikirkan, kesempatan untuk memutuskan, dan kesempatan untuk menjalaninya.
Ke delapan fundamental tadi harus kita explore, agar keputusan yang kita ambil bisa lebih bijak.  Karena pada dasarnya segala hal yang tampak didasarkan pada hal yang tidak tampak, maksudnya mungkin banyak orang-orang yang melihat hasil akhirnya tapi kadang abai dengan fundamentalnya.
QnA yang masih saya notice di akhir sesi adalah:
1) apa perbedaan keraguan dengan ketakutan?
Ketakutan itu sifatnya semu, munculnya saat spin of limitation. Lawan ketakutan itu adalah awareness (kesadaran). Saat takut mendominasi diri kita, maka awareness/ kesadaran itu akan menjauh dari kita. Kalau ragu itu lawannya yakin. Belief/keyakinan itu kadang terbentuk karena kita mengalaminya sendiri.
2) gimana caranya bisar bisa konsisten dengan komitmen yang kita buat?
Orang itu tidak konsisten karena belum nemu “strong why-nya”. Jika kita mau konsisten maka harus paham dan sadar dengan “the way”.
3) kenapa jadi diri sendiri itu challenging?
Karena belum punya konsep diri dan awareness yang matang
4) bagaimana cara merelease stress?
Stress itu butuh release, realeasenya bisa dengan me-time (ngobrol dengan diri), dan istirahat, karena tubuh dan pikiran punya HAK untuk istirahat
5) kadang masih suka melihat job orang lain itu lebih enak dari kita, bedanya passion dengan job?
Dengan berpikiran orang lain lebih happy maka secara otomatis kamu membuat dirimu tidak happy. Stop comparing your job with other job, karena job itu cuma “alat” (transaksional pekerja dengan bayaran). Sedangkan passion itu terletak pada setiap aktivitas/kegiatan yang membuat diri “merasa berdaya”, “enjoy dalam menjalaninya” sehingga menghasilkan “karya”
Semoga bermanfaat : )
*Nb: “Rene suhardono” adalah seorang enterpreuner yang mendirikan berbagai macam organisasi dan prusahaan yang berbasis wadah konsultasi, baik untuk pengoptimalan diri maupun perusahaan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mdr_Sleman_KS

Kategori 4: Kreatifitas Kegiatan dan Karya Siswa Mata Pelajaran Kimia Pada era revolusi industri 4.0 literasi merupakan hal yang utama dalam memahami suatu peristiwa/berita. Kemajuan teknologi yang tidak diimbangi oleh kecerdasan dalam mengelola teknologi informasi, maka akan memberikan dampak buruk bagi peradaban manusia seperti mudah menerima hoaks dan menyebarkannya. Literasi digital mendorong untuk memahami informasi secara holistik. Disisi lain literasi digital mencakup tanggung jawab dari setiap penyebaran informasi yang dilakukan karena menyangkut dampaknya terhadap masyarakat. Infografis berasal dari kata Infographics dalam Bahasa Inggris yang merupakan singkatan dari Information+Graphics adalah bentuk visualisasi data yang menyampaikan informasi kompleks kepada pembaca agar dapat dipahami dengan "lebih mudah dan cepat". Pada pembelajaran kali ini siswa diberikan penugasan untuk membuat infografis dengan tujuan agar melatih para santri untuk membuat suatu inf

Work Competencies

Disini saya akan mengulas kembali materi yang pernah saya dapatkan dari kelas karir, dimana pematerinya adalah seorang HR di PT Paragon, yaitu Ibu Tanti Mantily Dewi Kompetensi adalah kecakapan, kemampuan, dan kewenangan yang dimiliki oleh seseorang dalam bidangnya. Dengan kata lain “the ability to do something succesfully, effectively, and efficiently” Proses yang benar hanya bisa dimiliki oleh orang-orang yang berkualitas dan bersungguh-sungguh. Skill, knowledge, dan attitude merupakan komponen untuk optmalisasi potensi diri yang prosesnya berkesinambungan Kita bisa meningkatkan kompetensi dengan cara memberikan kekuatan pembeda dari yang lain, baik itu dari segi kinerja, kemampuan kolaborasi, kepemimpinan, serta kontribusi terhadap kesuksesan organisasi. Segala bentuk kontribusi yang kita berikan kepada team, perusahaan, dll pada akhirnya akan kembali kepada diri kita sendiri. Di dalam diri setiap masing-masing individu selalu terdapat “room of improvement/ ruang untu

REFLEKSI WARDAH INSPIRING TEACHER TAHAP 1

MELIA HANDAYANI MA MIFTAHUNNAJAH YOGYAKARTA NEW SKILL Setelah mengikuti WIT Tahap 1, mindset saya terkait merdeka belajar dan kegiatan PJJ menjadi lebih terbuka. Konsep merdeka belajar disini yang dapat saya terapkan adalah merdeka dalam pemilihan materi pembelajaran yang esensial selama pandemi covid, serta kemerdekaan bagi siswa untuk mengumpulkan penugasan dengan berbagai bentuk, yakni berupa infografis, video, podcast, rangkuman, ppt, dll. Selama proses pembelajaran jarak jauh, guru hendaknya juga mempertajam empati. Mengingat kondisi siswa dengan latar belakang orangtua yang berbeda-beda dan lokasi tinggal yang berbeda pula, sehingga hendaknya jenis penugasan yang diberikan serta bentuk pengumpulan disesuaikan dengan kondisi siswa masing-masing. Selain itu membangun komunikasi dengan orangtua siswa disaat pembelajaran jarak jauh merupakan hal yang penting, karena orangtua menjadi jembatan antara guru dan siswa dalam keterlaksanaan pembelajaran. CHALLENGE Selama pe