Langsung ke konten utama

Sumber daya yang paling berharga

.
Waktu adalah sumber saya yang paling berharga, kenapa berharga? Karena waktu tidak pernah bisa terulang, dibeli dan bahkan Allah bersumpah atas nama waktu
“Demi massa, sesungguhnya manusia di dunia berada dalam kerugian kecuali bagi orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan”
Yang perlu di notice dalam hal ini adalah mencoba untuk setiap detiknya agar senantiasa diisi dengan hal-hal yang bermanfaat.
Dwight David Eisenhower
Adalah presiden ke-34 Amerika Serikat sebelum John F Kenedy. Beliau merupakan presiden yang memiliki prestasi gemilang. Salah satu prestasi dari Dwight adalah Komandan Tertinggi dari pakta NATO (Pertahanan atlantik utara). Dalam buku karya beliau, beliau menjelaskan tentang manajemen waktu. Rahasia suskses untuk memanfaatkan waktu dengan 2 kata kunci, yakni “Efektif” dan Efisien”
Efektif berarti pekerjaan yang kita lakukan sesuai dengan tujuan, sedangkan Efisien berarti menggunakan sumber daya seminimal mungkin untuk hasil yang optimal. Beliau membuat suatu grafik dalam memetakan pekerjaannya:
Ketika mendapat materi tersebut dari seorang mentor, rasanya perlu juga diri ini untuk memetakan hal-hal yang bersifat mendesak dan penting. Dengan memetakan prioritas, harapannya kedepan hidup kita bisa lebih efektif dan efisien. Selamat mencoba !!J
                                                                                   
#30DWCJilid21
#Day2
@pejuang30dwc                                                                                       



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Semua Punya Medan Juangnya Masing-masing

  Pada tanggal 3 Mei 2021 santri angkatan pertama MA Miftahunnajah telah memegang SK Kelulusan, pertanda semester depan mereka sudah berada di medan juang yang berbeda. Mendapat kesempatan mengajar mereka selama kurang lebih 2 tahun lamanya, memberi pengalaman tersendiri tentunya. Vibrasi positif dari mereka amat terasa. Satu hal yang membuat terkesan ketika sama-sama belajar dengan mereka. Resiliensi, kemampuan untuk tetap teguh meski dalam situasi yang sulit. Saya melihat meski beberapa diantara mereka ada yang kesulitan (utamanya dalam pelajaran eksak), tapi saya bisa mengamati dari guratan wajah, sikap dan usaha mereka ketika memperhatikan, mencatat, dan belajar hingga larut malam. Membangun reliensi memang tidaklah mudah, semoga sikap ini masih tertanam dimanapun medan juangnya. Dan dari mereka saya juga belajar makna resiliensi yang sesungguhnya. Terimakasih anak-anak J

"QUARTER LIFE CRISIS (QLC)"

Hallo sobat budiman, gimana progresnya hai ini? sudah sampai mana, atau masih bimbang dalam memutuskan pilihan? Disini saya akan mengulas hasil kajian yang diseminarkan oleh mba Dewi Nur Aisyah dan cuplikan IGS dari bang choqi isyroqi tentang quarter life crisis. Ngomong-ngomong tentang QLC, Apa sih QLC itu? “ Quarter ” dalam bahasa inggris artinya seperempat,   kalau umur manusia diibaratkan 100 th maka, QLC terjadi sekitar umur 25. Ada penelitian lain yang juga mengatakan bahwa QLC itu terjadi pada rentang usia 20-30an tahun. Quarter life crisis adalah keresahan yang terjadi di rentang usia tersebut, biasanya orang akan meninjau kembali tentang masa lalunya, apa yang telah ia lakukan, apa yang sudah ia dapatkan, dan bagaimana kehidupan di masa mendatang (karir, jodoh, dll). Quarter Life Crisis ini menandakan kita berada di masa puncaknya kedewasaan. Termasuk saya sendiri yang sekarang di usia 23 tahun masih menimbang-nimbang hal apa yang harusnya saya laku...

Insecure

Insecure adalah lawan kata dari “ secure ”/ rasa aman. Insecure adalah kondisi dimana kita tidak merasa aman, sehingga membuat perasaan seseorang menjadi gelisah, takut, malu, hingga tidak percaya diri. Apakah hal tersebut pernah kamu alami? Aku yakin kamu pernah mengalaminya, termasuk diriku. Sering bahkan, tapi kalau dibiarin terus bisa sangat menghambat aktivitas. Insecure yang lebih sering terjadi di masa kini adalah seringnya kita membandingkan diri dengan orang lain. Paparan media social yang tidak bisa kita kontrol dengan baik, terkadang bisa menjadi boomerang tersendiri bagi kita. Perasaan sering tertinggal, tidak memiliki peran, sedangkan yang lain sudah bisa berkarya dan berkontribusi untuk sekitar. Kalau kata Dian Sastro ketika kita membandingkan diri dengan orang lain adalah sesatu yang sangat tidak adil. Karena masing-masing individu pasti berbeda. Jadi jika kamu ingin bahagia dan comfortable dengan diri, maka jangan pernah membandingkan diri. PoV lain terkait com...