Akhir-akhir ini lagi terkena wabah malas gerak (mager) dan sedikit candu dengan media sosial. Biasanya kalau saya punya waktu luang lebih banyak, maka saya sedikit kesusahan dalam manajemen waktu. Ternyata secara teori ilmu manajemen diri itu mudah untuk diterima, tetapi ketika mengeksekusi benar-benar butuh usaha yang lebih.
Sebetulnya kita memiliki jutaan komitmen, tapi karena kadang kita menyepelekannya. Itu artinya kita tidak sepenuh hati berusaha menjaganya, hasilnya kita mengerjakannya tidak tepat waktu dan kengabaikan aturan-aturan yang telah dibuat.
Kata kak gitong (coach siaware): kalau ada sesuatu yang nggak efektif pada diri kita maka langkah yang kita ambil sekarang tidak perlu dilanjutkan, dan kita perlu mendapat feedback yang efektif dari luar. Feedback itu informasi netral yang berasal dari oranglain. Feedback bisa dianggap baik/ tidak baik tergantung assessment (penilaian) diri. Assessment itu berasal dari perasaan kita.
Sesuatu bisa dikatakan efektif jika langkah yang kita ambil itu sesuai dengan tujuan kita. Kalau menginginkan hasil yang lebih maksimal maka kuncinya kita perlu mengambil tindakan yang berbeda yang lebih efektif, sehingga hasulnya juga efektif. Diam adalah suatu sikap dan bergerak juga merupakan sikap, sehingga baik diam ataupun take action akan selalu berdampak pada kehidupan kita. Mentorku pernah bilang, terkadang untuk mendapatkan apa yang kita inginkan maka kita harus siap bersabar dengan apa yang kita benci. Sepertinya berat sih, tapi lebih baik berat diawal dari pada berat diakhir.
#30dwcjilid21
#Day13@pejuang30dwc
Komentar
Posting Komentar