Langsung ke konten utama

Decision Making


Decision making adalah suatu proses dalam menentukan pilihan/keputusan dari beberapa alternatif yang sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Decision making menjadi hal yang paling krusial di dalam hidup, terutama pada usia seperempat abad ini. Banyak pilihan yang memang harus diambil dan berakibat pada jangka panjang, mulai dari hal karir, memilih tempat kerja yang sesuai, pernikahan, dll.  
Ada hal yang harus kita perhitungkan ketika mengambil suatu keputusan, yaitu kita harus bertanggungjawab menanggung segala konsekuensinya. Kalau kata Najwa Shihab Opsi/ pilihan-pilihan itu akan menjadi biasa-biasa saja, yang penting apa visi-misi kita, apa tujuan kita, dan apa yang kita inginkan pada tahun-tahun berikutnyaDalam pengambilan suatu keputusan kita harus memiliki sikap sadar dengan keputusan yang diambil, konsultasi ke orangtua atau ke orang yang lebih berpengalaman, serta diimbangi dengan istikharoh. Makna istikharoh adalah memohon diberikan petunjuk/arahan dalam menentukan 2 atau lebih suatu perkara. Terkadang dengan istikharoh pun kita tak kunjung mendapat jawaban, tapi “inti sebenarnya dari istikharoh adalah senantiasa melibatkan Allah dalam segala keputusan yang akan kita ambil.
Kenapa harus melibatkan Allah? Karena Allah adalah satu-satunya dzat yang mampu memahami segala perkara yang kita ambil, yang maha tau tentang dampak baik dan buruknya untuk diri kita, dan tau mana yang kita butuhkan dan tidak dibutuhkan. Pengolahan informasi dan pengambilan keputusan hampir terjadi di alam bawah sadar kita, jadi berusaha merasionalkan sebuah keputusan dengan menyeimbangkan antara intuisi dan logika adalah kunci utama. Selamat mengambil keputusan, semoga hasilnya menenangkan :D 

#30dwcjilid21
#Day6
@pejuangdwc30

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Semua Punya Medan Juangnya Masing-masing

  Pada tanggal 3 Mei 2021 santri angkatan pertama MA Miftahunnajah telah memegang SK Kelulusan, pertanda semester depan mereka sudah berada di medan juang yang berbeda. Mendapat kesempatan mengajar mereka selama kurang lebih 2 tahun lamanya, memberi pengalaman tersendiri tentunya. Vibrasi positif dari mereka amat terasa. Satu hal yang membuat terkesan ketika sama-sama belajar dengan mereka. Resiliensi, kemampuan untuk tetap teguh meski dalam situasi yang sulit. Saya melihat meski beberapa diantara mereka ada yang kesulitan (utamanya dalam pelajaran eksak), tapi saya bisa mengamati dari guratan wajah, sikap dan usaha mereka ketika memperhatikan, mencatat, dan belajar hingga larut malam. Membangun reliensi memang tidaklah mudah, semoga sikap ini masih tertanam dimanapun medan juangnya. Dan dari mereka saya juga belajar makna resiliensi yang sesungguhnya. Terimakasih anak-anak J

"QUARTER LIFE CRISIS (QLC)"

Hallo sobat budiman, gimana progresnya hai ini? sudah sampai mana, atau masih bimbang dalam memutuskan pilihan? Disini saya akan mengulas hasil kajian yang diseminarkan oleh mba Dewi Nur Aisyah dan cuplikan IGS dari bang choqi isyroqi tentang quarter life crisis. Ngomong-ngomong tentang QLC, Apa sih QLC itu? “ Quarter ” dalam bahasa inggris artinya seperempat,   kalau umur manusia diibaratkan 100 th maka, QLC terjadi sekitar umur 25. Ada penelitian lain yang juga mengatakan bahwa QLC itu terjadi pada rentang usia 20-30an tahun. Quarter life crisis adalah keresahan yang terjadi di rentang usia tersebut, biasanya orang akan meninjau kembali tentang masa lalunya, apa yang telah ia lakukan, apa yang sudah ia dapatkan, dan bagaimana kehidupan di masa mendatang (karir, jodoh, dll). Quarter Life Crisis ini menandakan kita berada di masa puncaknya kedewasaan. Termasuk saya sendiri yang sekarang di usia 23 tahun masih menimbang-nimbang hal apa yang harusnya saya laku...

Insecure

Insecure adalah lawan kata dari “ secure ”/ rasa aman. Insecure adalah kondisi dimana kita tidak merasa aman, sehingga membuat perasaan seseorang menjadi gelisah, takut, malu, hingga tidak percaya diri. Apakah hal tersebut pernah kamu alami? Aku yakin kamu pernah mengalaminya, termasuk diriku. Sering bahkan, tapi kalau dibiarin terus bisa sangat menghambat aktivitas. Insecure yang lebih sering terjadi di masa kini adalah seringnya kita membandingkan diri dengan orang lain. Paparan media social yang tidak bisa kita kontrol dengan baik, terkadang bisa menjadi boomerang tersendiri bagi kita. Perasaan sering tertinggal, tidak memiliki peran, sedangkan yang lain sudah bisa berkarya dan berkontribusi untuk sekitar. Kalau kata Dian Sastro ketika kita membandingkan diri dengan orang lain adalah sesatu yang sangat tidak adil. Karena masing-masing individu pasti berbeda. Jadi jika kamu ingin bahagia dan comfortable dengan diri, maka jangan pernah membandingkan diri. PoV lain terkait com...