Langsung ke konten utama

Mental Korban


Pernah merasakan hal-hal berikut ini?
"ditinggalkan"
"disalahkan"
"diabaikan"
"dikucilkan"
"disakiti"
Kata-kata diatas adalah sekelumit dari emosi jiwa yang menunjukkan sisi sebagai "mental korban". Mental korban adalah kondisi dimana perasaan seseorang merasa menjadi korban dalam hidupnya.  Sebenarnya,  respon terhadap suatu tindakan itu bisa bersifat netral.  Contohnya jika ada orang yang menyepelekan kinerja kita, kita bisa memilih respon dengan menanggapinya secara kalem atau bisa juga langsung emosi kemudian sakit hati atau bisa juga dengan menerima kemudian mengoreksi kinerja kita.  Jadi sebenarnya mau seperti apa bentuk respon yang kita berikan itu tergantung diri kita.  Ketika respon yang  kita tampilkan menunjukkan sikap yang kita perlihatkan.  Sikap ini kalau dibiasakan bisa menjadi habit.
Kembali lagi ke topik mental korban tadi,  bagaimana caranya agar kita tidak lagi menjadi "mental korban"? Caranya adalah dengan menggeser sedikit sudut pandang sehingga respon yang akan kita berikan dapat dikendalikan.  Berusaha untuk tidak menjadi objek dari suatu kejadian,  melainkan menjadi subjek yang akan "bertanggungjawab" terhadap suatu hal.  Contoh: A orangtuanya broken home.  Dia bisa memilih mental korban dengan menyalahkan keadaan,  merasa terintimidasi,  disudutkan dan butuh kasih sayang.  Dia juga bisa memilih untuk bertanggungjawab dengan cara menjadikan dirinya sebagai inspirator menebar kebaikan, membagikan kisah perjuangannya disaat keadaan rumah belum kondusif.   Belajar dari contoh tersebut,  kita sangat nisa menentukan respon apa yang akan kita ambil kedepannya. Semoga respon yang kita ambil adalah sisi yang bertanggungjawab bagaimanapun bentuk keadaannya.  Selamat berjuang!! :)
#30dwcjilid21
#Day14
@pejuang30dwc

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mdr_Sleman_KS

Kategori 4: Kreatifitas Kegiatan dan Karya Siswa Mata Pelajaran Kimia Pada era revolusi industri 4.0 literasi merupakan hal yang utama dalam memahami suatu peristiwa/berita. Kemajuan teknologi yang tidak diimbangi oleh kecerdasan dalam mengelola teknologi informasi, maka akan memberikan dampak buruk bagi peradaban manusia seperti mudah menerima hoaks dan menyebarkannya. Literasi digital mendorong untuk memahami informasi secara holistik. Disisi lain literasi digital mencakup tanggung jawab dari setiap penyebaran informasi yang dilakukan karena menyangkut dampaknya terhadap masyarakat. Infografis berasal dari kata Infographics dalam Bahasa Inggris yang merupakan singkatan dari Information+Graphics adalah bentuk visualisasi data yang menyampaikan informasi kompleks kepada pembaca agar dapat dipahami dengan "lebih mudah dan cepat". Pada pembelajaran kali ini siswa diberikan penugasan untuk membuat infografis dengan tujuan agar melatih para santri untuk membuat suatu inf

Work Competencies

Disini saya akan mengulas kembali materi yang pernah saya dapatkan dari kelas karir, dimana pematerinya adalah seorang HR di PT Paragon, yaitu Ibu Tanti Mantily Dewi Kompetensi adalah kecakapan, kemampuan, dan kewenangan yang dimiliki oleh seseorang dalam bidangnya. Dengan kata lain “the ability to do something succesfully, effectively, and efficiently” Proses yang benar hanya bisa dimiliki oleh orang-orang yang berkualitas dan bersungguh-sungguh. Skill, knowledge, dan attitude merupakan komponen untuk optmalisasi potensi diri yang prosesnya berkesinambungan Kita bisa meningkatkan kompetensi dengan cara memberikan kekuatan pembeda dari yang lain, baik itu dari segi kinerja, kemampuan kolaborasi, kepemimpinan, serta kontribusi terhadap kesuksesan organisasi. Segala bentuk kontribusi yang kita berikan kepada team, perusahaan, dll pada akhirnya akan kembali kepada diri kita sendiri. Di dalam diri setiap masing-masing individu selalu terdapat “room of improvement/ ruang untu

REFLEKSI WARDAH INSPIRING TEACHER TAHAP 1

MELIA HANDAYANI MA MIFTAHUNNAJAH YOGYAKARTA NEW SKILL Setelah mengikuti WIT Tahap 1, mindset saya terkait merdeka belajar dan kegiatan PJJ menjadi lebih terbuka. Konsep merdeka belajar disini yang dapat saya terapkan adalah merdeka dalam pemilihan materi pembelajaran yang esensial selama pandemi covid, serta kemerdekaan bagi siswa untuk mengumpulkan penugasan dengan berbagai bentuk, yakni berupa infografis, video, podcast, rangkuman, ppt, dll. Selama proses pembelajaran jarak jauh, guru hendaknya juga mempertajam empati. Mengingat kondisi siswa dengan latar belakang orangtua yang berbeda-beda dan lokasi tinggal yang berbeda pula, sehingga hendaknya jenis penugasan yang diberikan serta bentuk pengumpulan disesuaikan dengan kondisi siswa masing-masing. Selain itu membangun komunikasi dengan orangtua siswa disaat pembelajaran jarak jauh merupakan hal yang penting, karena orangtua menjadi jembatan antara guru dan siswa dalam keterlaksanaan pembelajaran. CHALLENGE Selama pe